Selasa, 07 Agustus 2007

Yang Mengambang, Yang Tenggelam

Anak-anak batita belajar lewat bermain. Mereka memahami lewat pengalaman. Pengetahuan masuk lewat panca indera. Dalam tahap dasar (grammar stage) pendidikan klasik, orang tua bertugas untuk mensuplai benak anak-anak dengan sebanyak mungkin cerita, gambar, dan pengalaman. Semua itu akan menjadi bekal mereka kelak untuk naik ke tahap berpikir yang lebih tinggi: logika dan retorika.

Vima hobi sekali main air. Ia belum bosan juga merasakan wujud air yang cair mengalir dan bisa memercik ke mana-mana. Buatku, kesenangannya mengeksplorasi air juga menjadi cara efektif untuk membuat dia menelan sarapan. Satu baskom penuh air untuk dicipak-cipuk, dan tanpa sadar nasi lenyap dari mulutnya! :-)

Nah, bagaimana kalau kita tambah kesenangan ini dengan “pengetahuan” tentang yang mengambang dan yang tenggelam? Kumasukkan serpihan daun, pothelan bunga, sendok-sendok plastik, juga dua butir batu ke dalam baskom air. Vima segera terserap dalam pengalaman baru. Mengubak-ubek daun yang terus mengambang, tak kunjung tenggelam. Cemplung-ambil-cemplung-ambil batu-batu yang langsung tenggelam dan tak mau mengambang.



Edukatif, murah, meriah, tapi perlu alat pel di penghujung “sekolah”, karena Vima lalu membalik baskom hingga semuanya tumpah! (c;

2 komentar:

Oni Suryaman mengatakan...

Senang sekali saya menemukan blog ibu. Mulanya saya agak merasa kesepian karena gak ketemu teman yang sama2 mau menerapkan pendidikan klasik untuk anak-anaknya di rumah.

Saya juga terbawa ke mahzab ini gara2 baca buku Susan Wise Bauer, The Well Trained Mind. Saya komporin orang2 di sekitar saya dengan buku itu.

Sekarang saya dan beberapa teman2 penerbit sedang menerjemahkan Great Books (buku-buku akbar menurut istilah ibu) supaya terjangkau oleh orang2 yang tidak bisa berbahasa Inggris. Mudah2an dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah keluar.

Blog ibu udah saya link dari blog saya. http://pendidikanklasik.wordpress.com

Salam kenal, Oni.

prajna sophia mengatakan...

Halo Oni,

Ide Anda juga jadi ide saya. Tapi saya ingin lebih fokus menerjemahkan buku-buku yang bakal dibutuhkan anak saya dulu.

Kalau soal konsep pendidikan, saat ini saya lebih sreg dengan Charlotte Mason, ketimbang WTM. Beliau pada dasarnya juga aliran klasik, tapi pendekatannya holistik dan lebih rileks.